Sejarah Gaya Hidup Minimalis
Pernah mendengar metode
KonMari? Yap, setahu saya KonMari adalah metode beres-beres rumah yang
diperkenalkan oleh Marie Kondo, seorang wanita Jepang yang menjadi konsultan
dan membantu para kliennya menyulap rumah menjadi tempat tinggal yang
menyenangkan. Marie Kondo memposisikan diri sebagai seorang master berbenah
dari situasi rumah yang berantakan.
Popularitasnya mendunia
melalui bukunya yang berjudul ’The
Life-Changing Magic of Tidying Up’ (2011). Buku ini menjadi best-seller, diterbitkan di
lebih dari 30 negara, dan terbit dengan versi Indonesia berjudul ‘Seni
Beres-Beres dan Metode Merapikan ala Jepang’. Orang kemudian lebih mengenal
perilaku tersebut sebagai gaya hidup minimalis. Buku yang lebih baru
tentang hidup minimalis adalah
karya Francine Jay (2016), dengan judul ’A
Minimalist Guide to Declutter, Organize, and Simplify', dan diterjemahkan
dengan judul ‘Hidup Minimalis: Petunjuk Minimalis Menuju Hidup yang Lebih Apik,
Tertata, dan Sederhana’.
Melalui buku-bukunya itu,
Marie Kondo dan Francine Jay telah mendorong bangkitnya gaya hidup minimalis
yang menginspirasi banyak orang untuk mengurangi ‘ketergantungan’ dengan harta
duniawi. Gaya hidup minimalis secara singkat dapat diartikan sebagai gaya
hidup yang berlawanan arus dengan konsumtivisme. Minimalis menjadi sebuah tren gaya hidup yang semakin
digemari akhir-akhir ini, dengan menerapkan gaya hidup yang sederhana, membatasi
diri dalam memiliki, membeli, atau mengonsumsi sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini diklaim memiliki banyak manfaat, dari sisi budget
pengeluaran sampai kesehatan mental. Adaptasi prinsip “less is more” membuat
para penganut minimalist life style
mengurangi barang-barang yang dimiliki.
Dave Bruno menambahkan,
terdapat tiga prinsip utama untuk hidup minimalis, yakni reduce (mengurangi), refuse (menolak barang tidak
berguna), dan rejigger
(menata ulang). Maka sebaiknya, sebelum barang-barang itu menumpuk, kita
sudah memiliki kepiawaian untuk memilah barang yang benar-benar dibutuhkan.
Dave Bruno juga berprinsip bahwa setiap ada barang baru yang dia
peroleh, maka harus ada barang lama yang didonasikan.
Godaan Gaya Hidup Minimalis
Selama pandemi, banyak aktivtas kita
lakukan di dalam rumah, termasuk belanja online. Berbagai marketplace semakin gencar memberikan promo atau diskon menarik hampir
setiap harinya. Terlebih serngnya berselancar di media social, membuat kita
semakin sering terpapar iklan melalui Youtube, Instagram (ada fitur belanja), Whatshapp,
Facebook dan lain-lain. Apalagi gaya hidup masyarakat Indonesia media sosial
cenderung digunakan untuk menunjukkan keberhasilan seseorang dalam membeli
barang-barang branded atau terbaru, hal ini mendorong konsumsi barang
terus-menerus. Hingga kadang terlupa apakah itu sebuah kebutuhan atau sebatas keinginan
sementara.
Gaya Hidup Minimalis dalam Islam
Ternyata, jauh sebelum ramainya gaya hidup minimalis, Islam sudah mengaturnya dan lengkap dengan berbagai caranya. Berikut beberapa perintah hidup minimalis dalam Islam:
1. Anjuran Berhemat
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan dan minumlah, berpakaianlah, juga bersedekahlah tanpa boros dan bersikap sombong.” (HR. Abu Daud, Ahmad, dan dikeluarkan oleh Al-Bukhari secara mu’allaq).
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” QS. Al Isra’ [17]: 26-27
2. Tidak Boleh Berlebihan
Allah SWT telah melarang sikap berlebihan dalam QS Al-A’raf 7:31, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
3. Dua Pertanyaan Hisab Harta
Perlu diingat lagi, setiap barang apapun yang kita miliki nantinya semua akan dihisab di akhirat kelak dan hisab harta (darimana diperoleh dan kemana dibelanjakan)
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya: dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” HR. Tirmidzi
Allah SWT berfirman, “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS 74: 38). Setiap yang kita lakukan dan barang yang kita miliki akan dipertanyakan oleh-Nya.
· 4. Tidak Menumpuk Harta
''Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ''Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.'' (QS At Taubah [9]; 34-35)
5. Kewajiban Bersedekah
Dari Abu Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda,” Wajib bagi setiap Muslim untuk bersedekah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Nabi Allah, bagaimana jika ia tidak mendapatkan untuk bersedekah? Beliau menjawab: ‘Berusaha dengan tangannya, sehingga bermanfaat untuk dirinya dan bersedekah. ‘Mereka bertanya: Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya?’ Beliau bersabda: ‘Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan. ‘ Mereka bertanya: Bangamana jika ia tidak bisa melakukannya? Beliau bersabda: Menyuruh untuk melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, maka hal itu adalah sedekah baginya. (HR Al Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Keuntungan Gaya Hidup Minimalis
Keuntungan Hidup Minimalis Minim barang, minim masalah. Minim barang, minim sampah. Jelas dengan sedikitnya barang yang kita beli berdampak pada sedikitnya sampah yang kita produksi. Dana yang masih ada bias kita gunakan untuk berbagi dengan saudara yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Sebab, jangan sampai terjadi pencurian, kejahatan lain hanya karena orang-orang kaya lupa membagikan hak mereka. Kita akan mulai terbiasa dengan pola pikir orang kaya sesungguhnya bahwa semakin meningkatnya pendapatan semakin meningkatkan tabungan dan sedekah bukan belanja bulanan. Meskipun gaji meningkat dua kali lipat bukan berarti nasi yang kita makan juga menjadi dua piring. Selain itu, kita bisa semakin semangat untuk mempunyai tabungan pendidikan, umroh, hingga cita-cita haji muda supaya wisata pertama kita ke Makkah dan Madinah.
Sang Minimalis Sejati
Dalam Islam, konsep ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Selama hidupnya, Rasulullah memilih hidup sederhana di gubuk kecil sebelah masjid. Makanan yang ada di dapur pun selalu dibagikan kepada yang lebih membutuhkan. Beliau dan istrinya hanya menyuap sangat sedikit dari kelezatan duniawi.
Suatu hari, sahabat Umar bin Khatthab menemui
Rasulullah di kamarnya. Di sana, Umar melihat Rasul sedang berbaring di atas
sebuah tikar kasar, dan hanya berselimutkan kain sarung. Kemudian, terlihatlah
guratan tikar yang membekas di tubuh Rasulullah SAW. Umar pun melayangkan
pandang ke sekeliling kamar.
Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’, daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan kesederhanaan Rasulullah SAW, Umar pun tak kuasa menahan air matanya.
”Apa yang membuatmu
menangis, ya putra Khattab?” ujar Rasulullah bertanya kepada Umar.
Umar pun menjawab, ”Bagaimana aku tak menangis, ya Rasul, di
pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di kamar ini aku tidak melihat
apa-apa, selain yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia
bergelimang buah-buahan dan harta, sedang engkau utusan Allah SWT.”
Rasulullah pun bersabda,
”Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?”
Rasulullah dan keluarganya menerapkan hidup minimalis. Sebagai pemimpin umat, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk senantiasa qonaah dan zuhud serta mensyukuri setiap rizki yang Allah limpahkan.
Minimalisme bukan gaya hidup yang baru ada akhir-akhir ini, namun Rasulullah telah mengajarkan kepada kita tentang sikap tidak berlebihan, yang terpenting tercukupi kebutuhan yang diperlukan. Bersikap qanaah dan zuhud. Qanaah ialah merasa cukup sikap dengan rezeki yang ditentukan oleh Allah. Zuhud pula adalah meninggalkan sesuatu hal yang kurang bermanfaat cenderung menjauhkan dari ketaatan kepada Allah dan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah anugerahkan. Muslim bergaya minimalis adalah ia yang meminimalkan kecintaan terhadap dunia dan memaksimalkan kecintaan terhadap Allah dan Rasulnya.
"Jadilah
orang yang dermawan tapi jangan
menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir." (Ali
bin Abi Thalib)
Wallahu'alam bisshowab..
Semoga bermanfaat dan sebagai pengingat diri saya..
@choir195
https://rumaysho.com/1058-memahami-arti-zuhud.html
https://www.baktinusa.id/siapa-minimalis-sejati/
https://rumaysho.com/19925-bulughul-maram-adab-makannya-setan-boros-hingga-silaturahim.html
https://umma.id/post/minimalis-gaya-hidup-rasulullah-2263704?lang=id
https://ibtimes.id/gaya-hidup-minimalisme-ala-islam/
https://liputanislam.com/keluarga/apa-itu-gaya-hidup-minimalis/
https://yakesma.org/hidup-minimalis-ala-rasulullah/
https://ihram.co.id/berita/qcqpah291/minimalkan-cinta-dunia-dengan-hidup-minimalis
https://www.republika.co.id/berita/qapdse483/empat-hadis-tentang-kewajiban-dan-keutamaan-bersedekah
Komentar
Posting Komentar