Bismillah..
Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh
keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis
ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak
di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’
di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman
yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya
kajian’. Itulah mungkin salah satu
dari kerinduan Jogja..
Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari
Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian
ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen
Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian
Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita
di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini
cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemudian tidak hanya berorientasi
pada profit semata, tapi juga membagiakan ilmu agama dan kebermanfaatan bagi
orang lain. Bayangkan saja ada 1000 orang yang ikut duduk dalam majelis ilmu
itu yang kemudian akan mengalir pahala jariyah. Terkadang saya juga berpikir
bahwa kalau kita ingin beli sesuatu produk maka usahakan kita membeli produk
dari muslim dan ada unsur kebermanfaatan bagi umat.
Oke, sekarang kita akan bahas tema yang disampaikan
oleh Ust Oemar Mita yakni tentang arti kebarokahan dalam hidup. Barokah tak ada
korelasinya dengan banyaknya harta atau kekayaan yang dimiliki sesorang. Sebab,
orang kaya itu ada yang hidupnya berkah ada yang tidak.
“Adapun manusia
apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan,
Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“.
(QS. Al Fajr: 15-16)
Ibnu Katsir menafsirkan
ayat di atas, dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala mengingkari orang yang
keliru dalam memahami maksud Allah meluaskan rizki. Allah sebenarnya menjadikan
hal itu sebagai ujian. Namun dia menyangka dengan luasnya rizki tersebut, itu
berarti Allah memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu hanyalah
ujian.
Ketika seseorang
memiliki harta yang lebih maka kelak hisabnya diakhirat juga akan lebih. Seperti
salah satu sahabat yakni Abdurrahman bin Auf yang dikatakan oleh Rsulullah
bahwa beliau akan masuk surga paling terakhir karena Ia terlalu
kaya, dan orang kaya punya waktu hisab yang lebih lama dibandingkan dengan
orang miskin. Mendengar ucapan Rasulullah ini, Abdurrahman bin Auf cemas dan
takut. Beliau berfikir keras, gimana caranya menjadi miskin supaya bisa masuk
surga lebih cepat. Salah satu cara yang beliau lakukan ialah membeli kurma
busuk dan silahkan baca cerita selanjutnya ^_^ (biar kita tau sejarah
kisah-kisah para sahabat yang lebih keren daripada kisah-kisah sinetron ataupun
drama korea hehe).
Dalam Surat Al'An'am ayat 44,
Allah berfirman, “Maka ketika mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan
semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan
apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba,
maka ketika itu mereka terdiam putus asa”.
Rasulullah Saw bersabda,”Apabila kamu melihat Allah memberikan
kenikmatan dunia yang disenangi kepada seorang hamba padahal ia berada di atas
maksiat, maka sebenarnya hal itu adalah istidraj”. Apa itu istidraj? Silahkan
cari tahu dan baca hehe..
Jangan berpikir bahwa
keberkahan itu ketika seseorang diberikan kenikmatan dan kesenangan serta
kekayaan, sebab parameter keberkahan bukan itu. Menurut para ulama ada 4
definisi keberkahan.
Pertama, menurut Imam Ibu
Rajab berkah yakni segala sesuatu yang dapat menambah ketaatan kita pada Allah. Hal
ini sangatlah luas jika kita terjemahkan dalam setiap proses aktivitas
kehidupan kita. Misalnya seorang pelajar atau mahasiswa dalam menuntut ilmu
apakah berkah atau tidak? Indikatornya ialah apakah dengan proses menuntu ilmu
tersebut menjadi semakin taat dan dekat dengan Allah atau tidak? Misalkan, orang
yang diuji dengan sakit apakah hal itu menjadikan orang tersebut bertambah taat
sama Allah atau tidak? Begitu pula sehatnya seseorang apakah menambah ketaatan
pada Allah atau tidak? Mobil atau motor yang kita pakai selama ini apakah rodanya
berjalan dalam arah kebaikan untuk semakin taat pada Allah atau tidak? Laptop
atau Smart Phone kita apakah kita menjadi semakin taat pada Allah atau tidak? Parameter
keberkahan ini hanya kita sendiri yang bisa mengukurnya, mari kita evaluasi dan
renungi bersama apakah selama ini hidup kita sudah barokah?
Kedua, berdasarkan hadits
Rasulullah berkah itu ketika kita diberikan pemahaman ilmu agama
dan urusan akhirat. Sebab, kita beribadah pada Allah itu dengan ilmu
dan surga itu identic dengan ilmu. Ilmu Islam itu sangatlah luas, dari hal
kecil seperti tentang ludah hingga tentang sebuah negara semua ada aturan dan
ilmunya. Maka, kita senantiasa berusaha mencari dan belajar ilmu agama supaya
hidup kita semakin berokah. Kalau kata Ust Oemar Mita maksimal kita
ngaji/belajar/kajian dalam sehari 2x dan minimal 1x dalam sepekan (ini pun
kalau 1x dalam sepekan kata beliau sudah masuk kategori kritis gawat darurat). Beliau
juga menyampaikan sedikit tentang ludah (sebagai bukti bahwa Islam itu mengatur
hal-hal kecil hingga perkara besar). Beberapa hal tentang ludah antara lain:
-
Jangan meludah ke arah ka’bah, sebab kelak di hari
akhir ludah itu akan kembali ke muka orang yang meludah
-
Ludah bisa menjadi wasilah dalam menyembuhkan penyakit.
Rasulullah mengusapkan bagian yang sakit dengan ludah dan berdoa (*ada doanya)
-
Disunnahkan pada bayi yang baru lahir untuk di tahnik,
yakni ayahnya mengunyahkan kurma dan kemudian ludah yang bercampur kurma halus
itu dioleskan ke langit” mulut bayi. (sudah ada penjelasan medis)
-
Jika lupa hafalan saat sholat, maka diperintahkan untuk
meludah ringan ke arah kiri sebanyak 3 kali dan berdoa.
-
Ketika mimpi buruk jangan diceritakan kepada siapapun
dan meludah ringan ke arah kiri sebanyak 3 kali dan berdoa.
-
Setelah selesai makan maka kita disunnahkan untuk
menjilati tangan kita
Ketiga, berkah yakni istiqomah
dalam kebaikan yang kita kerjakan. Dalam QS Al Asr kenapa disebutkan
dulu al-haq baru setelah itu as-sabr ? sebab, orang yang memegang
kebenaran belum tentu bisa bersabar. Para ulama banyak yang mengartikan bahwa
sabar itu ialah istiqomah. Ketika berhijrah itu mudah, tetapi yang sulit ialah
untuk istiqomah tetap dalam jalan kebenaran. Maka, do’a
yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah, “Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa
diinik “ yang berarti Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah
hatiku di atas agama-Mu.
Keempat,
barokah dalam hidup itu ketika kita meninggal khusnul khotimah
(puncak dari keberkahan hidup). Ini adalah hal yang diimpikan setiap umat
muslim pastinya. Namun, impian tidak dengan mudah dapat dicapai dengan
bersenang-senang. Kita semua harus berupaya untuk mewujudkan impian mulia ini
dengan 3 usaha yang telah dijelaskan diatas.
Mari kita muhasabah
bersama, apa selama ini hidup kita sudah barokah? Sebab yang bisa menjawab dan mengetahui
hanyalah Allah dan kita sendiri...
Semoga Bermanfaat.. ^_^
hatur nuhun Ust Oemar Mita, Teh Shireen Sungkar dan @raincakebogor
Bogor, 22
September 2019
@choir19cca
Komentar
Posting Komentar