Langsung ke konten utama

The First



Bismillah..
Ternyata udah lama banget nggak nulis, hehe. Sebuah tulisan kilat dan singkat, karena terlalu banyak episode yang sudah terlewati :).
Ya Allah, ya Rahman ya Rahim. Sebuah perjalanan ini telah banyak memberikan banyak pelajaran kehidupan. Pertama kalinya dalam 23 tahun, merantau ke kota sebelah untuk menimba ilmuMu. Awal mula setelah lulus S1 dahulu, punya rencana untuk kerja 1 tahunan dahulu setelah itu baru melanjutkan pendidikan magister. Setelah lulus S1 pun, sudah mencoba melamar pekerjaan via email, linkedin ataupun secara langsung ke berbagai lowongan. Ada yang sampai tahap tes tertulis, wawancara dan tidak sedikit yang tidak ada kabar kelanjutannya (mungkin nggak diterima :D).
Sekitar bulan Januari 2018 saya mencoba melamar ke salah satu bimbingan belajar di Yogyakarta yang berbasis Islam dan sudah cukup besar, terutama di Jabodetabek. Setelah melalui berbagai tahapan, Alhamdulillah diterima sebagai tentor freelance mata pelajaran Matematika. Mulailah aktivitas saya mengajar di bimbel tersebut dan sempat mengajar di sekolah islam terpadu di Magelang yang bekerjasama dengan bimbel ini (jadi, pengalaman juga PP motor Jogja-Magelang, hehe). Sambil bekerja sebagai tentor freelance, saya dan ketiga teman kuliah saya merancang sebuah mini usaha (jasa konsultasi dan olah data statistic), yang kemudian kami beri nama SPSS (Solusi Permasalahan Seputar Statistika). Boleh di follow ig @spssdataconsultant, hehe promosi.
Ada kesempatan pendaftaran pascasarjana di IPB pada bulan Juli pun. Akhirnya pun saya mulai melengkapi berkas-berkas yang harus disiapkan dan mendaftar prodi S2 Statistika Terapan. Selain, memang karena prodi tersebut hanya ada di IPB dan dalam benak saya ada keinginan untuk mencoba merantau agar lebih mandiri. Teringat, dahulu terlontarkan kalimat, “Bu, boleh ya lanjut kuliah di luar jogja. Masa’ dari kecil di jogja terus”. Tapi ternyata kalimat itu tak semudah untuk dijalankan. Hari – hari pertama di kota perantauan. Hanya rasa rindu yang selalu menyelimuti hari-hari. Dalam pikiran sempat terlintas, “kenapa ya, dulu nggak kuliah di jogja aja”.  Tapi, pasti Allah punya rencana yang lebih indah.
Tak terasa, sudah memasuki tahun 2019. Awal tahun 2019 di kota perantauan, sekaligus salah satu waktu untuk muhasabah diri. Terhitung sudah, sejak 5 bulan yang lalu saya telah bertolak dari Jogja menuju Bogor untuk mempelajari ilmuNya. Pengalaman pertama saya untuk merantau, jauh dari orang tua, keluarga dan sahabat. Memang, hari-hari pertama di perantauan merupakan hal yang terberat, bahkan bulan-bulan awal pun masih harus menyesuaikan semuanya. Hari demi hari pun terlewati, pekan demi pekan hingga terhitung hampir 5 bulan ini. Rasa rindu kepada kota kelahiran beserta isinya pun selalu mengiringi hari demi hari. Hanya doa dan doa yang bisa ku panjatkan padaNya, supaya senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalani episode ini.  Hanya Allah lah yang satu-satunya tempat meminta, bercerita dan berdoa, laa quwwata illa billah. Semoga Allah mampukan dan kuatkan…
Selama disini, Allah telah berikan banyak pelajaran, melalui beberapa kejadian-kejadian yang saya lalui. Bagaimana caranya untuk selalu yaqin atas ketetepanNya, sebab setiap kejadian itu pasti sudah Allah tetapkan sebelumnya. Bagaimana pentingnya kita untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan apapun. Jangan pernah menganggap kita adalah orang yang paling sengsara/menderita, karena masih banyak orang diluar sana yang masih lebih menderita daripada kita. Semakin memahami arti perjuangan, ketulusan dan kesabaran orang tua, dan kita tak akan pernah bisa membalas kebaikannya. Hanya doa-doa yang bisa kita ‘hadiah’ kan. Semakin yaqin bahwa, tiada pertolongan kecuali dari Allah. Allah lah yang mengatur seluruh hati hambaNya. Tak ada satu orang pun yang luput dari pengawasanNya. Perbaiki hubungan kita dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia dan insyaaAllah akan mempermudah jalan kita. Sebab, keberhasilan kita itu bukan karena kita bisa atau pintar, tapi Allah lah yang memampukan kita. Semoga Allah senantiasa meridhoi setiap aktivitas kita dan semoga kelak di akhirat kita bisa mempunyai file episode-episode kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan dariNya. Aamiin..

Bogor, 31 Januari 2019
22.31 WIB

#goresancerita
@choir19cca



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Buku dan Kelas Pra-Nikah

Grafik Kehidupan Manusia

  Fase kehidupan manusia akan terus bergulir, dimulai saat kita lahir hingga nanti meninggal dunia. Fase ini dapat kita gambarkan menggunakan grafik distribusi normal (yang pernah belajar statistika pasti sudah tidak asing dengan ini 😊 ). Saya mencoba membuat grafik fase kehidupan manusia dengan sumbu x (usia) dan sumbu y (kekuatan). Nilai paling kiri saya mulai dari 0 tahun (sejak lahir) hingga >65 atau tak terhingga (karena usia meninggal setiap orang berbeda-beda). Secara umum terbagi menjadi tiga fase dan secara khusus saya bagi menjadi 5 fase.   Pembagian 3 fase berdasarkan QS Ar Rum ayat 54 yakni, Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...   Ibn Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini menulis, Kemudian ia keluar dari rahim ibunya , lemah , kurus, dan tak berdaya. Kemu...

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang k...