Langsung ke konten utama

Ujian (Keimanan) Skripsi #7 : Terima Kasih dan Mohon Maaf




Alhamdulillah ya Allah, begitu besar nikmat yang telah Engkau berikan pada hambaMu ini. Yap, inilah ujian keimanan selama berproses berjuang untuk menyelesaikan skripsi.  Sedih, bingung, galau, bahagia, menangis, kesal, terharu, sabar, lelah rasa yang telah ikut melengkapi perjalanan ini. Saya telah belajar banyak hal.
Pertama, Semua itu tentang rezeki. Awal perbincangan anak-anak skripsi yaitu tentang pembagian dosen pembimbing. Ada yang sesuai dengan pilihannya, ada juga yang tidak sesuai. Jadilah banyak perbincangan, “wah enak dapet pak/bu itu...” atau ada yang bilang “aduh, aku dapet pak/bu ini ee...”. Kemudian hingga berproses selama bimbimgan skripsi, temen-temen mulai bercerita. Macam-macam ceritanya, ada yang sangat susah menemui dosbingnya, ada yang harus berkali-kali ganti jurnal karena nggak di acc judulnya, ada yang diminta nentuin judul sendiri, ada yang harus berjam-jam untuk bertemu, ada yang harus ngantri ketika mau ketemu dan cerita lainnya. Hingga ketika ujian skripsi (pendadaran) pasti yang menjadi perbincangan adalah dosen penguji. Pertanyaan yang pasti muncul ialah, “siapa dosen pengujinya?”  dan dengan komentar yang beraneka ragam, “wah kok pengujinya enak..” atau “kalau sama pak/bu itu nanti revisinya harus sering ketemu..”. Belajar dari sini, semua itu tentang rezeki. Ada yang dimudahkan saat proses awal ketika konsultasi dengan dosen pembimbing, ada juga yang dimudahkan ketika ujian skripsi dengan dosen penguji yang baik dan ada juga yang dimudahkan saat revisian. Allah telah mengatur rezeki hambaNya dengan adil. Tinggal bagaimana kita bisa menerima dan menghadapinya dengan cara terbaik.
Kedua, jangan remehkan sebuah doa dari siapapun dan bantuan sekecil apapun. Selain doa kedua orang tua, keluarga, sahabat dan saudara ada doa-doa dari orang lain. Qadarullah, satu bulan menjelang ujian skripsi saya bertemu oleh beberapa orang yang sudah lama tidak bersua. Selain itu saya bertemu dengan orang-orang yang tidak saya kenal yang kemudian mendoakan saya. Seperti bapak driver online yang mengantarkan saya pulang setelah sidang ditundan dan beliau mendoakan semoga dimudahkan kedepannya. Ada juga bapak penjual bensin langgnan saya yang mendoakan, “semoga sukses ya mbak kuliahnya”. Aamiin... sekali lagi jangan remehkan doa-doa baik dari siapa pun karena kita tak pernah tau mana doa yang Allah ijabah.
Ketiga, ujian itu bukan tentang berhasil atau tidak , tetapi tentang iman kita bertambah atau tidak. Bagi saya, skripsi ini merupakan salah satu ujian istimewa yang pernah saya rasakan selama ini. Ujian yang berbeda ketika dahulu berada di bangku SMP ataupun SMA. Begitu banyak hal yang saya lalui selama mengerjakan skripsi dari awal hingga akhir. Sebuah perjuangan dalam pengerjaan skripsi. Sedih dan lelah seakan menjadi sebuah perasaan yang sering menghampiri di saat-saat seperti itu. Hingga, pernah suatu ketika berpikir bahwa “bagaimana kalau saya tidak bisa menyelesaikan skripsi ini?”. Itu sebuah pemikiran ketika saya berada dititik terlemah, ya lemah imannya. Kurang percaya dan yakin sama Allah. Kemudian, Allah mengerakkan hati saya untuk kembali berdzikir kepadaNya dan juga menonton video-video ceramah di media sosial, terkhusus videonya Ust Hanan Attaki. Semua yang bertemakan tentang ujian, kesabaran, keyakinan pada Allah dan pertolongan Allah, muhasabah diri, taubat, dll saya putar. Begitu pula tausyiah-tausyiah dari ulama lain seperti Aa Gym yang sering diputar di radio mq fm jogja. Alhamdulillah, meskipun sambil nangis-nangis tapi semakin bertambah lagi semangat dan yakinnya sama Allah. Jangan risau, Allah selalu bersama kita. Tidak mungkin Allah itu melupakan atau meninggalkan hambaNya, bahkan seringnya justru kita yang lupa sama Allah -___- .  Alhamdulillah, tiada daya dan kekuatan selain dariMu.
Selanjutnya, saya mengucapkan jazakumullah khairan katsiran kepada bapak-ibu, keluarga, saudara, sahabat dan seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah dan mohon maaf jika selama berproses ataupun berinteraksi selama ini saya banyak salahnya.
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat...
(Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna)


selesai...
                                                                                                         Plosokuning, 29 November 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Buku dan Kelas Pra-Nikah

Grafik Kehidupan Manusia

  Fase kehidupan manusia akan terus bergulir, dimulai saat kita lahir hingga nanti meninggal dunia. Fase ini dapat kita gambarkan menggunakan grafik distribusi normal (yang pernah belajar statistika pasti sudah tidak asing dengan ini 😊 ). Saya mencoba membuat grafik fase kehidupan manusia dengan sumbu x (usia) dan sumbu y (kekuatan). Nilai paling kiri saya mulai dari 0 tahun (sejak lahir) hingga >65 atau tak terhingga (karena usia meninggal setiap orang berbeda-beda). Secara umum terbagi menjadi tiga fase dan secara khusus saya bagi menjadi 5 fase.   Pembagian 3 fase berdasarkan QS Ar Rum ayat 54 yakni, Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...   Ibn Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini menulis, Kemudian ia keluar dari rahim ibunya , lemah , kurus, dan tak berdaya. Kemu...

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita men...