Berbicara
tentang sekolah, pendidikan hingga dunia perkuliahan sangat mengasyikkan.
Terutama bagi para pelajar SMA kelas 3 dan juga para mahasiswa, berdiskusi
tentang dunia perkuliahan yang memiliki banyak disiplin ilmu. Dimana hampir semua
semua orang akan menunjukkan eksistensi bidang keillmuannya masing-masing.
Kemudian akan dilanjutkan pada jenis pekerjaan dari bidang ilmunya hingga
masalah penghasilan. Hal ini alamiah sih, tapi bisa menjadi tidak rasional jika
justru menjadikan mindset bahwa kuliah, jurusan, pekerjaan hingga penghasilan
yang kelak akan menentukan hidup kita. Bagiku ini pemikiran yang kurang tepat,
karena sejatinya semua ilmu yang ada pada manusia adalah ilmu Allah dan pada
hakekatnya manusia itu adalah kosong tidak ada apa-apanya.
Kita
terlahir di dunia ini berawal dari ketidaktahuan dan kemudian Allah
mengkaruniakan panca indera kita dan akal supaya kita berpikir. Pengetahuan
kita pun terbatas, karena Allah lah yang lebih mengetahui segalanya. Seperti
yang ada dalam Al-Qur’an,
“Apakah
kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di
langit dan di bumi.”(QS.
Al-Hajj: 70)
Ilmu Allah begitu luas, seperti
dalam QS Al Kahfi dan QS Luqman,
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di muka
bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan
lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 27).
Qadarullah saya diberikan amanah untuk
berkuliah dan mempelajari salah satu ilmuNya, yaitu ilmu Statistika. Dimana
ketika seseorang mempelajari ilmuNya niscaya akan semakin menambah rasa tunduk
dan ketaatan pada Allah karena kebesaranNya. Seiring perjalanan menempuh
perkuliahan, semakin banyak ilmu yang diperoleh. Kali ini saya akan sedikit
bercerita tentang ilmu statistika yang saya pelajari dan hubungannya dalam
kehidupan.
Suatu ketika saat perkuliahan, dosen bercerita terkait sejarah
ilmu statistika. Beliau bercerita panjang lebar hingga masuk ke pembahasan yang
menarik, yaitu tentang kisah Nabi Nuh as. Kisah nabi Nuh yang membuat kapal
atau bahtera besar untuk menyelamatkan kaumnya yang beriman dari azab Allah
berupah banjir besar. Sebelum datang banjir, diperkirakan nabi Nuh telah
mendata binatang dari berbagai species yang akan diselamatkan dan dimasukkan ke
dalam kapal tersebut. Maka, disnilah ilmu statistika terkait pendataan juga
dilakukan dalam sejarah Islam.
Salah satu materi statistika
yang sudah sangat popular dipelajari oleh disiplin ilmu lain yaitu tentang persamaan regresi. Persamaan regresi
merupakan salah satu model statistika, dimana yang digunakan dan dipilih
adalah model yang terbaik. Dalam menentukan model terbaik perlu
dilakukan sebuah proses yang cukup panjang dengan salah satu caranya adalah
dengan meminimumkan eror. Jika kita
tadaburi lebih dalam, dalam proses menentukan model terbaik persamaan regresi
ini sama halnya kita sebagai manusia menjalankan kehidupan ini. Allah telah
menciptakan manusia di dunia ini untuk beribadah kepadaNya dan menjadi khalifah
terbaik. Model regresi dikatakan baik ketika nilai erornya minimum, manusia pun untuk menjadi terbaik harus
meminimumkan dosa kita. Supaya menjadi umat terbaik.
Selain itu, ada mata
kuliah tentang analisis data survival. Dalam mata kuliah survival ini
mempelajari tentang daya tahan hidup. Menghitung probabilitas atau peluang
seseorang memiliki daya tahan hidup sampai meninggal. Dalam hal ini peluang
dapat dihitung Antara 0 sampai 1 dan menunjukkan bahwa nilai 1 hanyalah kepastian
dari Allah. Manusia hanya bisa memprediksikan saja terkait kemungkinan mati
atau hidup. Belajar survival ini juga mengingatkan saya tentang manusia pasti
akan meninggal. Seperti yang telah disebutkan dalam QS Ali Imran:185 yang
artinya,
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Dalam surat Ali Imran tersebut juga
menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang semu dan
memperdayakan. Sebab, kita semua kelak akan meninggal dan kembali padaNya.
Ada juga mata kuliah
metode peramalan. Mempelajari tren suatu model data yang kemudian dilakukan
analisis untuk meramalkan suatu keumngkinan yang akan terjadi. Namun, dalam
proses menentukan peramalan data pun pasti memiliki nilai eror atau kesalahannya. Sebab manusia hanya mampu memprediksi saja
dan nantinya Allah yang akan menentukannya. Allah Maha Mengetahui segalanya
yang terbaik. Seperti yang telah disebutkan dalam Al Qur’an,
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah:216)
Ketika hasilnya tidak sesuai yang kita
rencanakan, janganlah mengeluh dan berputus asa dari rahmatNya. Yakinlah
skenarioNya yang paling indah dan terbaik untuk kita. Mungkin Allah ingin
melihat hambaNya berusaha lebih keras dan lebih bersabar dari biasanya.
Itulah
sedikit uraian singkat tentang ilmu statistika dan korelasi dengan kehidupan
kita. Sebenarnya semua ilmu yang kita pelajari, jika kita tadaburi dan renungi
pasti kita dapat mengambil hikmahnya. Dengan hikmah itu kita bisa menjadi insan
yang lebih tangguh dalam menghadapi ujian kehidupan ini.
Apapun
ilmu Allah yang kita pelajari dan apapun profesi kita nantinya, tetaplah hidup
dengan mencari ridhoNya. Sebab Allah telah mengatur semua kehidupan ini dengan
sangat detail dan perfect. Bayangkan
saja, missal semua orang berprofesi sama maka tidak akan terjadi sebuah proses
kehidupan. Siapa pun, apa pun dan dimana pun kita tetaplah taat pada
perintahNya dan mencari ridhoNya untuk bekal menuju perjalanan kehidupan abadi
di jannahNya.
Yogyakarta, 09 April 2017
Ahad, 20.41 WIB
#ch19
#MudaBerkarya
Komentar
Posting Komentar