Bismillah…
Sebenernya mau nulis ini sejak
lama, tapi karena berbagai hal jadi tertunda. Kali ini pengen bercerita tentang
sedikit kisah KKN (Kuliah Kerja Nyata) PPM UGM 2016. Check it out guys…
Awalnya semester 6 kemarin
dikampus sudah ramai membicarakan KKN, banyak yang sibuk ngurus proposal, nyari
dosen (DPL), survey tempat, danusan, oprec dan lain sebagainya. Dimana aku
masih terdiam dalam berpikir, pengen ikut jadi tim pengusul ataupun KKN diluar
DIY dan sekitarnya. Karena, sejak lahirl sampai mahasiswa hidupku berada di
kota Yogyakarta ini. Meskipun kota kelahiranku ini memang tidak ada duanya dan
memang home sweet home. Tetapi, aku
sangat ingin mencoba dan merasakan
bagaimana hidup di tempat orang lain (merantau). Beberapa teman menawarkan
untuk bergabung dalam tim KKN nya. Tapi, apa dayaku (-___-) semua jurus
rayuanku tidak menembus izin kedua orang tuaku. Akhirnya pun aku memutuskan
untuk menyerahkan ‘nasib’ KKN ku kepada LPPM (manut ditempatkan dimana) dengan
pilihan K1 (DIY dan sekitarnya). Aku hanya berdoa semoga mendapatkan yang
terbaik dan sangat berharap mendapatkan kelompok yang sudah ada tim
pengusulnya. J
Singkat cerita, hari yang
ditunggu-tunggu pun datang. Pengumuman penempatan lokasi KKN, pertama tahu itu
malah dari temenku di grup PKM-M yang memang saat itu lagi hectic. Dapet kabar
bahwa aku ditempatkan di JTG-51 (Purworejo), awalnya kaget dapet tempat disitu
dan ngecek sendiri di webnya. Karena K1 itu tidak mencakup Purworejo, tapi ya
mungkin sudah scenario-Nya akhirnya aku bilang ke orang tua yang awalnya juga
kaget. Tapi, beliau akhirnya juga menerima dengan tenang karena cukup dekat
dengan Yogya. Pengumuman itu sekitar H-2 minggu sebelum pemberangkatan KKN dan
masih dalam masa UAS. Waktu ngecek di webnya, feeling ku sudah tidak enak karena tidak ada nama desanya dan
temanya umum. Aku berpikir, “jangan-jangan
ini belum ada pengusulnya”. Perasaanku mulai sedikit cemas dan khawatir,
bagaimana caranya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (2 minggu dan masa UAS)
bisa menentukan struktur, program kerja, desa, pondokan, dll.
Akhirnya setelah pengumuman
penempatan itu, mulailah ‘perang’ pencarian anggota kelompok. Pastinya aku
melihat list semua nama, alhasil aku pun tidak ada yang kenal sama sekali.
Akhirnya langkah pertama, aku mencari yang sefakultas dulu dan menemukanlah
seorang dita dan isa. Kemudain kami bertiga bikin grup Whatshapp sementara sambil sama-sama berjuang mencari anggota
lainnya. Aku pun saat itu juga mancari kesana-kemari, menghubungi berbagai
teman di berbagai fakultas. Akhirnya, terbentuklah grup Whatshapp dan line meskipun masih ada beberapa orang
yang dalam pencarian. Alhamdulillah, setelah semua tertemukan dalam satu grup Whatshapp dan line
ada info untuk pertemuan konsolidasi
kormanit dan beberapa teman yang berangkat ke acara tersebut.
Kemudian, pertemuan pertama kami
bersama bu Ludmilla di Balairung. Meskipun saling cari mencari, akhirnya hari
itu (masih Ramadhan) kami berkumpul dan bertemu dengan beberapa teman yang bisa
hadir. Bu Ludmilla menjelaskan bahwa sebenarnya beliau juga mendadak dihubungi
oleh pihak LPPm untuk menjadi DPL. Beliau juga menjelaskan bahwa tim JTG-51 ini
memang belum ada pengusulnya. Sehingga, ditengah berkahnya bulan Ramadhan ini
kami dituntut untuk menyelesaikan berbagai urusan untuk persiapan KKN. Dihari
itu pun, dirundingkan struktur kelompok KKN (kormanit, sekretaris, bendahara,
kormasit dan kormater). Setelah itu, dilakukan koordinasi untuk rapat
selanjutnya membahs survey lokasi yang akan dijadikan tempat KKN. Kemudian mas
Tyo dan Ela sudah gercep survey ke Kecamatan Ng*mb*l untuk meminta rekomendasi
lokasi KKN.
Selanjutnya dilakukan pertemuan
di GSP pada 11 Juni 2016 untuk membahas tema, perlengkapan, atribut KKN dan
koordinasi untuk survey ke desa nya langsung. Kemudian, aku Cuma bia ikut
survey yang tahap kedua yaitu pada tanggal 16 Juni 2016 dengan mengunjungi
langsung kelurahan desanya untuk mengkoordinasi tentang pondokan, konsumsi dan
program kerja. Selanjutnya kami berkumpul lagi pada tanggal 18 Juni 2016 untuk
membahas program kerja unit dan klaster seRTa koordinasi keberangkatan KKN.
Setelah itu, kami memutuskan untuk nyicil membawa beberapa alat elektronik dan
kasur seRTa motor menuju desa yang akan kita tempati. Qadarullah, ketika kami
semua bersiap dengan 4 mobil dan barang-barang siap menuju Purworejo dan saat
itu disana sedang mengalami banjir dan tanah longsor. Ditengah perjalanan
banyak rumah-rumah yang tergenang banjir dan dalam batinku “gimana ya keadaan disana? Apakah terendam banjur juga?”. Sampai
ditengah perjalanan, kami diminta warga untuk putar balik (tidak lewat jalan
tersebut) karena jalannya tergenang banjir. Dalam benakku sempat sedikit
khawatir, tapi kemudian kami mencari jalan alternative lain. Alhamdulillah,
desa yang akan kami tempati tidak tergenang banjir parah. Kemudian kami
langsung menuju pondokan untuk menaruh barang-barang dan motor kami disana. And then, akhirnya tanggal 20 Juni 2016
pun kami semua mengikuti upacara pelepasan di GSP sampai waktu berbuka puasa.
#ch19
#MudaBerkarya
#KKN
#Pltn
#Ramadhandikampungorang
Bumi Allah, 30 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar