Bismillah…
Tahun
2014 silam, masih teringat saat itu, diajak sama temenku untuk ikut forum
mahasiswa berupa Pelatihan Pemimpin Bangsa #8 yang diikuti oleh seluruh
mahasiswa di Indonesia. Awalnya aku ragu untuk mengikutinya, karena perlu
seleksi dan proses administrasi yang cukup ribet menurutku, hehe. Seperti
berkas-berkas akademik, surat rekomendasi sampai resume 4 buah buku yang berbobot
dan aku belum pernah membaca sebelumnya. sehingga mengharuskanku membacanya
sebelum meresume dan juga diminta untuk membuat essay. Karena beberapa teman mengajak untuk ikut dan
juga diajak oleh mbak Niar yang dulu juga alumni PPB#7 akhirnya aku memutuskan
untuk ikut seleksinya. PPB merupakan salah satu program kerja dari BEM KM UGM
setiap tahunnya sebagai sebuah forum kepemimpinan yang diikuti oleh seluruh
mahasiswa se Indonesia yang lolos seleksi.
Setelah melalui berbagai proses
seleksi berkas, Alhamdulillah akhirnya lolos seleksi dan bisa menjadi perserta
PPB#8. Setelah melakukan registrasi, akhirnya datang juga hari yang
ditunggu-tunggu. Tanggal 23 september 2014 adalah hari pertama sekaligus
pembukaan rangkaian acara PPB#8 tersebut. Kegiatan ini akan berlangsung hingga
28 september, sehingga kami semua membawa koper baju untuk perisiapan selama
kurang lebih satu minggu. Acara pembukaan ini dilakukan di gedung fakultas
peternakan UGM. Disambut hangat oleh panitia-panitia dan peserta dari seluruh
Indonesia. Ada yang dari Aceh, Medan,
Manado, Semarang, Surabaya, Bandung, Jakarta dan masih banyak lagi.
Kemudian
dibukalah secara resmi PPB#8 ini oleh Bapak Senawi. Beliau menyampaikan pesan
bahwa pemimpin itu tidak cukup hanya memiliki kecerdasan intelektual saja,
tetapi perlu adanya kepedulian, kecerdasan emosional dan spiritual. Dengan
semboyannya, cerdas organisatoris religius dan nasionalis elegan
amanah. Pada sesi pembukaan ini, dihadiri oleh beberapa tokoh yang luar
biasa seperti Pak Cahyadi Takariawan, Pak Eko Prasetyo, dan Pak Hari Kustanto.
Pada sesi pembukaan ini terdapat 3 pembicara super lengkap dengan moderatornya.
Materi
pertama disampaikan oleh Pak Cahyadi T (Lemhannas RI) yang dimoderatori oleh
Mas Anggit Adi Wijaya (Ketua BEM KM Geografi UGM) dengan tema menjaga kesatuan
NKRI. Beliau menyampaikan bagaimana globalisasi telah memberikan efek
homogenisasi perilaku individu (Food,
Fashion, Style, Music) dan juga efek diferensiasi negara. Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar dengan 17.504 pulau, dimana masih ada 9.634
yang belum diberikan nama dan 6000 pulau tidak berpenghuni. Negara maritime
dimana merupakan 25% panjang pantai dunia dan Kalimantan merupakan pulau
terbesar ketiga. Indonesia memiliki 750 etnis dan 583 bahasa/dialek serta
penduduk muslim terbesar(88%). Selain itu, Indonesia memiliki terumbu karang
terbanyak, produk alam karet terbesar ke-2, biodiversity anggrek terbesar,
bahan galian terbanyak dan tambang emas terbesar di dunia. Meskipun masih ada
yang kurang dalam mengelola Indonesia ini, tetapi tugas kita adalah
memaksimalkan potensi yang ada. Membangun bangsa Indonesia menjadi masyarakat
yang religius, prestatif, inspiratif dan kontributif. Kalimat penutup dari
beliau adalah, “…karena Indonesia adalah
alasan kita untuk tidak lelah berkarya…”
Kemudian
materi kedua disampaikan oleh Pak Eko Prasetyo (penulis buku ‘Orang Miskin Dilarang Sekolah’) dengan
moderator Mas Faisal. Beliau merupakan pembicara yang menurut saya sangat
membakar semangat, dengan kalimat pembukanya ‘jika tidak ada perjuangan, maka taka da kemajuan’. Pak Eko
menyampaikan materi tentang makna intelektualitas. Menceritakan bagaimana
kondisi pergolakan kampus dengan adanya pembatasan masa kuliah 5 tahun, akses
bayar yang tinggi, pers kampus tidak didukung, sistem manajemen PT dan lain
sebagainya. Seorang intelektual harus mempunyai cara pandang baru, karena ‘kamu adalah apa yang kamu impikan’.
Seperti kode etik menurut Al-Ghazali yaitu cinta, menahan hawa nafsu, konsep
semua akan lenyap kecuali amal, tidak berlebih-lebihan, tinggalkan kebencian,
jangan jadi penghianat, percaya diri, yakin akan kebenaran dan berpendirian
kukuh. Selain itu beliau mengulas terkait sistem pendidikan di Indonesia yang
seharusnya aksesnya dibuka untuk semua orang (miskan maupun kaya), waktu
belajar orang miskin ditambah (adanya les untuk orang miskin) serta dihargai
tidak hanya dari segi prestasi.
Materi
ketiga atau materi terakhir yang disampaikan di gedung Peternakan UGM ini
tentang Biopiracy oleh Pak Heri Kustanto dan dioderatori oleh Mbak Dita (Ketua
BEM KM Biologi). Beliau menyampaikan bahwa seorang pemimpin itu dapat
mempengaruhi orang lain untuk menuju cita-cita dan visi. Kemudian beliau
membahsa tentang biopiracy atau perampasan, salah satu faktornya ialah kurang
mempertahankan kekayaan alam di Indonesia. Biopiracy merupakan proses
perampasan lokal wisdom tanpa adanya benefit sharing. Contohnya, kunyit bisa
menyembuhkan luka akan dipatenkan oleh US, dimana India protes karena merupakan
lokal wisdom India. Namun sebenarnya pokok masalah ada didalam diri sendiri. To change others, we may have to change
ourselves first.
Setelah selesai sesi tersebut,
kemudian sore itu kami semua berangkat menuju Akademi Militer (Akmil) Magelang
untuk menginap dan berkegiatan disana selama 2 hari. Dengan menggunakan bus,
akhirnya malam itu kami sampai di Akmil Magelang dan langsung menempati kamar
yang telah disediakan. Disinilah, moment yang selalu saya ingat. Dimana, selama
2 hari tersebut kami semua dilatih secara militer. Dari dilatih adanya apel, baris-berbaris,
disiplin waktu, tertib saat mandi dan
makan. Selain waktu mandi yang diberikan waktu hanya beberapa menit, yang
paling berkesan saat itu adalah terkait makan. Setiap makan, kami semua duduk
melingkar dengan masing-masing sudah diberikan jatah nasi bungkus dan hanya
diberikan waktu 3 menit untuk menghabiskan makanannya, jika ada yang belum
habis maka diberikan waktu 1 menit lagi dengan menggeser nasi bungkus ke teman
sebelahnya hingga semua orang dalam satu lingkaran tersebut habis. Itu
dilakukan setiap kali kami makan pagi, siang dan sore. Kami juga dilatih untuk
disiplin waktu selama berkegiatan, karena jika terlambat maka ada hukumannya
secara fisik. Selain itu, kami juga diminta untuk mempersiapkan penampilan
kelompok untuk persembahan di akhir nanti dan tim saya mempersiapkan untuk
tampil tari saman dan drama.
Hari
pertama di Akmil, 24 September 2014 kami menuju aula untuk bedah film “Dibalik Frekuensi”. Dengan mengkaji
berita dibalik berita dan dilanjutkan penampilan wayang serta disampaikan
materi keempat. Materi dengan tema ‘I
Love Indonesia’ yang disampaikan oleh pak Saptuari S. Beliau menyampaikan
supaya menjadi orang yang bermanfaat dan menolong orang lain meskipun terkadang
mengorbankan diri kita. Pada sesi ini beliau menyampaikan 3 poin pesan dalam
kehidupan. Pertama, niatkan bekerja
sebagai suatu ibadah dan pikirkan bahwa apa yang kita lakukan dapat bermanfaat
untuk orang lain. Kedua, memahami hidup secara sederhana, dua kata yang
senantiasi kita pegang yaitu (maaf dan terimaksih). Beliau juga berpesan jangan
mati-matian mengejar sesuatu yang nanti tidak akan dibawa mati (Emha Najib).
Ketiga, banyak orang sukses yang telah memperbaiki hubungan dengan Tuhannya dan
orang lain disekitarnya. Sebagai kalimat penutup, beliau berpesan ‘Permudah
urusan orang lain, maka urusan kita akan dipermudah oleh Allah’. Selanjutnya
disambung materi kelima terkait kekayaan energi. Disampaikan bahwa sebenarnya
posisi Indonesia termasuk dalam jalur ‘ring
of fire’. Memiliki potensi terjadinya gempa dan erupsi. Memiliki sumber
daya alam berupa migas/hidrokarbon, geothermal, emas, tembaga, nikel dan lain
sebagainya.
Kemudian
pada malam hari ada sesi materi keenam tentang kedaulatan pangan. Pangan
merupakan problematika global dan nasional di masa depan. Dengan kedaulatan
(menjamin hak pangan rakyat), kemandirian (memproduksi pangan) dan ketahanan
(terpenuhinya pangan sampai perseorangan). Hari jumat, 26 september 2016
dilanjutkan materi ke Sembilan tentang bedah kurikulum pendidikan di Indonesia
bersama pak Halili. Pendidikan sebuah strategi kebudayaan. Menurut Mochtar
Lubis, karakter manusia Indonesia ada lima yaitu, manusia bersifat hipokrit,
rasa tanggung jawab rendah, berperilaku feudal, percaya pada takhayul dan artistik.
Dalam dunia pendidikan terdapat 3 poin tahapan nilai yaitu creative value,
experience value dan attude value. Beliau juga menyarankan untuk peradaban
literasi, maju dengan pemikiran kritis.
Meninggalkan Akmil Magelang
menuju Ketep (dekat gunung merapi) untuk menginap di rumah warga sekitar selama
2 hari. Perjalanan yang luar biasa, kanan kiri penuh jurang dan kondisi jalan
yang naik turun, membuat para mahasiswi sedikit khawatir mengendarai truk
dengan bak terbuka. Tapi, Alhamdulillah kami semua selamat sampai tujuan.
Sesampainya disana, kami semua berbaris rapi dan mengikuti instruksi panitia
untuk langsung menempati rumah warga yang telah ditentukan. Kami pun langsung
menuju rumah singgah masing-masing dan membereskan barang dan bersih diri. Selanjutnya
menuju pendopo utama untuk melanjutkan kegiatan dengan materi kesepuluh.
Materi
kesepuluh disampaikan oleh Pak Henry Saragih
tentang langkah taktis menuju kedaulatan Indonesia. Hidup hanya untuk
Yang Maha Hidup. Sebelum kita memimpin, kita harus tahu siapa yang akan kita
pimpin. Beliau memaparkan data 1 milyar orang di dunia mengalami kelaparan,
dimana 28 juta orang berada di Indonesia. Makanan di dunia diperebutkan, karena
berbagai sebab. Antara lain, sifat manusia yang serakah dan kekeliruan bangsa Indonesia yang tidak bisa
makan apa yang kita punya. Prasyarat menegakkan kedaulatan pangan meliputi,
pembaharuan angraria, hak akses rakyat pada pangan dan penggunaan SDA yang
berkelanjutan. Beliau juga menyampaikan prinsip kedaulatan pangan yang meliputi,
alat produksi tanah dan air, benih harus lokal, pengelolaan pertanian oleh
keluarga petani, skala produksi pangan, level transportasi pangan, model
produksi dan target produksi (utamakan pasar lokal dahulu baru ke internasional
jika sudah surplus).
Selanjutnya
ada materi kesebelas yang disampaikan oleh Pak Agung dan Ustadz Jazir ASP
terkait pancasila masa lalu dan masa datang. Apatis dan oportunis (mencari
keuntungan) yang membuat ideology di Indonesia tidak berjalan dengan baik.
Pancasila sebagai produk budaya yang menyatukan Indonesia. Kemudian beliau
mengingatkan pula tentang ‘jas merah’. Zaman
dahulu yang memperjuangkan Indonesia dari Hindia-Belanda adalah pemuda (Ahmad
Subardjo, Moh Hatta, dll). Pemuda harus memiliki karakter yang kuat dan bagus.
Karena, saat ini adanya peperangan ideologi lebih berbahaya daripada perang bom
atom. Saat ini, pancasila hanya sebagai cover yang didalamnya ternyata liberal.
Musuh pancasila adalah buku-buku tentang kapitalisme dan liberalisme. Bangsa
Indonesia ini bisa bangkit, jika pemudanya mempunyai kekuatan ideologi. Beliau
juga berpesan, jika semakin banyak sejarah yang kita pelajari maka akan semakin
siap dan maju untuk menuju cita-citanya secara melesat. Sebagai mahasiswa juga
harus mind of analyze.
Masyarakat
Ekonomi ASEAN merupakan materi ke duabelas yang disampaikan
oleh mas Faisal. Masyarakat Ekonomi ASEAN,
dimana adanya persaingan ekonomi
dengan negara lain, adanya pasar bersama ASEAN
dan kesatuan basis produksi dengan peredaran barang, jasa, tenaga kerja, modal
dan investasi. Sehingga, generasi muda harus mulai dibenahi dalam kemampuan
berorganisasi, leadership, bahasa asing, wawasan dan kepedulian terhadap nasib
bangsa. Materi terakhir disampaikan oleh pak Ali Ghufrom (Wakil Menteri
Kesehatan RI) yang dimoderatori oleh Mas Ali (Ketua BEM KM FK UGM) terkait
kesehatan, kemiskinan dan jaminan sosial. Sistem kesehatan berasaskan 3 poin
utama yaitu, akses (datang ke tenaga kesehatan), mutu atau kualitas pelayanan
dan keadilan atau pemerataan. Selain itu di Indonesia ada 100 juta orang miskin
karena sakit, sehinga jamkesmas diprioritaskan untuk orang miskin.
Setelah
berbagai materi yang disampaikan oleh tokoh-tokoh yang luar biasa tersebut,
kami diberikan project untuk membuat semacam aksi kecil dengan tema MEA yang
akan dilakukan di kampus UGM nantinya ketika sudah pulang dari Ketep ini.
Sebelumnya malam itu kami telah menampilkan pentas seni masing-masing kelompok
dan sangat menakjubkan serta membakar semangat. Kami juga sempat jalan-jalan ke
kebun stroberi disana meskipun dipenuhi kabut yang tebal. Overall, meskipun
lelah tapi saya sangat bahasia sekali mengikuti PPB#8 ini selama seminggu.
Bertemu dengan banyak sahabat-sahabat dari berbagai daerah dan kampus di
Indonesia, menambah wawasan, membakar semangat, belajar disiplin, melatih
mental dan kemandirian.
See
you on top guys…
Jadi
apapun dan siapapun kita, tetap bersyukur dan berkarya untu negeri yaa..
#ch19
#Perjalananku
#MudaBerkarya
Komentar
Posting Komentar