Globalisasi merupakan
suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat
suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi
antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi,
dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya.
Salah satu dampak
globalisasi yang sangat krusial di Indonesia yaitu terkait bentuk moral,
perilaku atau gaya hidup yang sudah terkikis oleh budaya barat. Hal tersebut
dominan menyasar ke kalangan pemuda terutama seorang wanita. Kondisi moral
pemuda saat ini nampaknya sudah tergulung arus globalisasi. Seperti perilaku
seks bebas, kenakalan remaja, narkoba dan perilaku menyimpang lainnya. Perilaku
tersebut tidak hanya menyimpang dari hukum dan budaya saja, namun pastinya dari
agama Islam yang senantiasa mengajak dalam kebaikan.
Islam senantiasa
memberikan pedoman hidup setiap hambaNya dengan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Seperti yang dijelaskan pada QS Al Baqarah ayat 30 bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi.
Khalifah untuk menjaga bumi Allah dengan perilaku yang baik dan untuk meraih
kehidupan yang lebih maju dengan cara-cara yang baik dan benar.
Dalam Islam kewajiban
wanita muslimah adalah menerima segala pengajaran Islam dengan dada yang
lapang, hati yang jernih, penerapan dan pengamalan yang baik, agar dapat hidup
dengan memenangkan ridha Rabbnya dan kebahagiaan duniawi dan ukharawi.
Kewajiban para penanggung jawab wanita agar mereka serius dalam memperhatikan dan membina mereka dengan adab-adab Islam, dan menjaga hak-hak pribadi mereka serta memuliakan dan berbuat baik kepada mereka sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan pencarian pahala dan bentuk realisasi takwa kepada Allah.
Kewajiban para penanggung jawab wanita agar mereka serius dalam memperhatikan dan membina mereka dengan adab-adab Islam, dan menjaga hak-hak pribadi mereka serta memuliakan dan berbuat baik kepada mereka sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan pencarian pahala dan bentuk realisasi takwa kepada Allah.
Selain
itu, sebagai hamba Allah SWT, seorang muslimah mendapat tugas yang sama dengan
seorang muslim yaitu beribadah kepada Allah, seperti yang terdapat di dalam Al
Qur’an, "Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS Adz Dzariyat:56). Pada ayat tersebut menekankan bahwa kita diciptakan
oleh Allah bukan semata untuk sekedar makan dan minum, apalagi berfoya-foya
memenuhi hawa nafsu kita dan senantiasa mematuhi syari’at agama Islam.
Apabila rambu-rambu
syari’at dalam Islam yang berkaitan dengan wanita telah lenyap dari tatanan
masyarakat, maka akan timbul kerusakan, keburukan dan bahaya datang silih
berganti. Fakta sejarah telah menjadi saksi. Barangsiapa yang mencermati
sejarah sepanjang zaman, akan menyimpulkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh
bagi kehancuran sebuah peradaban, hancurnya komunitas, kemerosotan moral,
menjamurnya tindakan amoral dan keruntuhan nilai-nilai luhur, serta meluasnya
tindakan kriminal, adalah terlepasnya wanita dari ajaran-ajaran agama yang
lurus serta pengarahan-pengarahannya yang penuh bijak, bimbingannya yang
berkah.
Dengan
derasnya arus globalisasi saat ini, seakan terus menuntut peran seorang
muslimah untuk lebih menjaga diri. Seorang muslimah tidak hanya bertanggung
jawab terhadap keselamatan diri dan keluarganya, tetapi juga menyelamatkan
akhlak bangsa dan negaranya. Sebagai seorang muslimah sebenarnya memiliki andil
yang sangat besar dan berpengaruh untuk memperbaiki akhlak dan mencerdaskan
bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Presiden Tanzania, “Jika anda mendidik seorang pria, maka anda
hanya mendidik seorang manusia. Jika anda mendidik seorang wanita, maka anda
telah mendidik seluruh manusia.” Selain itu ada pepatah yang mengatakan, “wanita adalah tiang negara.” Hal
tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran seorang muslimah dalam
membangun sebuah peradaban bangsa yang lebih baik. Karena itu, muslimah
dituntut untuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, dan berakhlak.
Peran muslimah di zaman
Rasulullah, seperti seorang Aisyah ra. yang memiliki kecerdasan dan hafalan
yang mampu meriwayatkan banyak hadist dan banyaknya para sahabat yang belajar
darinya. Kemudian dari Khadijah ra. yang mengajarkan tentang pengusaha yang
handal, ekonom terbaik, sekaligus ibu yang hebat dan mampu mendampingi
Rasulullah di saat-saat tersulit menghadapi kaum kafirin. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas muslimah untuk menjadi
seorang pribadi yang cerdas mandiri dan berakhlak.
Dalam Islam,
berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh untuk memakmurkan
bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam surat Al-Jumu’ah [62] : 10 “Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung”. Ketiga
karakter (mandri, cerdas dan berakhlak) tersebut dapat diwujudkan melalui social entrepreneurship muslimah atau
wirausaha sosial, mengingat di akhir tahun 2015 yang lalu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah dimulai.
Social entrepreneurship muslimah ini
nantinya menggabungkan inovasi, sumber daya dan kesempatan untuk mengatasi
tantangan atau problem sosial lingkungan dengan kewirausahaan. Selain itu juga
menciptakan keuntungan untuk dapat mengembangkan dan membesarkan pemberdayaan
kepada masyarakat lebih besar dan luas lagi. Dalam fokus social entrepreneurship muslimah ini akan bergerak dalam bidang
sosial kemasyarakatan terutama untuk pemuda muslim maupun muslimah.
Dalam social entrepreneurship ini juga dapat
mensyiarkan Islam di kalangan pemuda dengan cara yang sesuai dengan kondisi
pemuda saat ini. Selain itu, juga dapat memperbaiki perilaku-perilaku pemuda
yang mulai menyimpang dari syari’at Islam dengan kegiatan usaha dan sosial
masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu solusi untuk meminimalisir dan
memperbaiki perilaku atau moral yang menyimpang melalui syiar Islam dengan
kegiatan berwirausaha dan sosial kemasyarakatan.
Sehingga, social entrepreneurship muslimah ini
tidak hanya untuk kepentingan pribadi tetapi juga dapat bermanfaat untuk
kebaikan hidup orang lain. Karena sesungguhnya Islam merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin dan kaffah
(menyeluruh aspek kehidupan). Selain itu juga telah disebutkan dalam sebuah
hadist, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad)
Referensi :
#MudaBerkarya
Komentar
Posting Komentar