Ibnul Jauzi pernah pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil
menangis, “Jika kalian tidak menemukan aku nanti di syurga bersama kalian, maka
tolonglah bertanya kepada Allah tentang aku, ‘Wahai Rabb kami, hamba-Mu fulan
sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah ia
bersama kami di syurga-Mu’”
Banyak
aktivis dakwah kini diberi tamparan keras atas terjadinya berbagai kasus yang
menimpa sebagian besar kaum pemuda dan pemudi Indonesia. Baru-baru ini kita
mendapati adanya pesta ‘bikini’ splash
after school yang diadakan oleh siswa-siswa ibu kota dan menggemparkan
seluruh media massa. Belum lagi pemberitaan tentang mahasiswi yang meninggal
akibat menggugurkan bayinya di kamar kosnya. Lain cerita dengan maraknya
tingkat prostitusi online yang tidak hanya digandrungi oleh para model, tapi
juga ‘ayam kampus’ yang notebenenya berasal dari kaum terpelajar.
Peristiwa-peristiwa ini setidaknya menjadikan orang-orang yang peduli akan
dakwah Islamiyah harus melakukan
evaluasi secara menyeluruh tentang apa saja yang telah dilakukan selama ini.
Terjadinya berbagai kasus tidak terduga yang melanda banyak kaum remaja, haruslah menyadarkan para pejuang
dakwah yang katanya berjuang menegakkan syariat Islam. Euphoria hiburan masa
kini menjadi sebuah hegemoni bagi sebagian besar pemuda dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang tinggi. Hedonisme dan budaya materialistik menyebabkan
tertutupnya banyak mata hati manusia terhadap datangnya cahaya kebenaran. Padahal,
pemuda menjadi tonggak perjuangan kemenangan Islam dari waktu ke waktu.
Beberapa
aktivis dakwah memilih untuk bekerja pada lingkaran nyaman kehidupan islami
yang mereka jalani. Tak jarang dari mereka memilih untuk tetap berada di
lembaga dakwah kampus, menjalani kehidupan sekolah dan kampus bersama dengan
sesama aktivis dakwah yang menciptakan suasa kondusif untuk terus dalam jalan
kebaikan. Hal ini tentu bukan suatu kesalahan karena sesuai dengan firman Alloh
SWT, "Dan jadikanlah dirimu sentiasa
berdamping rapat dengan orang-orang yang beribadat kepada Tuhan mereka pada
waktu pagi dan petang, yang mengharapkan keredhan Allah semata-mata dan janganlah
engkau memalingkan pandanganmu daripada mereka hanya karena engkau inginkan
kesenangan hidup di dunia; dan janganlah engkau mematuhi orang yang Kami
lalaikan hatinya dari mengingati dan mematuhi pengajaran Kami di dalam
Al-Quran, serta dia menurut hawa nafsunya, dan tingkah lakunya pula adalah
melampaui kebenaran," (QS. Al-Kahfi : 28). Alloh telah memerintahkan
kita untuk memilih siapa yang akan diajak berteman dan bersahabat yakni mereka
orang-orang yang membawa kita kembali kepada jalan Alloh dalam kebenaran.
Berkumpul dan melingkar dalam forum-forum kajian oleh para aktivis dakwah sudah
pasti terdengar dan terbayangkan dengan indah. Bagaimana orang-orang yang
mengelilingi kita adalah orang-orang yang akan membersamai kita menuju
keridho-an dan surgaNya. Al-Hasan Al-Bashri berkata “Perbanyaklah
sahabat-sahabat mu’minmu karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”, tak
dapat dielakkan lagi membangun persahabatan dan ukhwah islamiyah memang sangat
indah. Akan ada waktu dimana keseluruhan diantara orang-orang yang berkumpul
diatas ketaatan kepada Alloh akan berkumpul bersama dalam surgaNya.
Tetapi
ingatlah bahwa Alloh juga berfirman, “Dan
hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung”(QS. Ali Imran : 104). Alloh secara tegas
mengatakan bahwa kewajiban seorang muslim adalah menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar. Ayat ini secara lugas dan jelas bahwa setiap
manusia ditugaskan untuk terus berdakwah kepada orang-orang yang belum
mengetahui dan mendapat hidayah. Dakwah ini semestinya teruslah mengalir
tentunya juga pada mereka yang belum mengetahui dan membutuhkan para mereka
yang katanya ‘agen dakwah’. Seni berdakwah akan berkembang seiring berjalannya
waktu. Kajian dari satu tempat ke tempat lain menjadi alat dakwah yang kurang
ampuh apabila diterapkan kepada para remaja yang bahkan lingkungannya tidak
mendukungnya untuk semangat belajar ilmu Islam. Disinilah letak tantangan dan
ujian Alloh berada, pada lingkungan penuh dengan manusi pendosa yang susah
diatur, semaunya sendiri dan lingkungan penuh dengan obsesi duniawi yang tak
terbendung. Kadang dalam menempuh jalan ini tak jarang kita merasa lelah dan terbelokkan,
namun ingatlah bahwa sahabat-sahabat kita yang telah lama menunggu untuk dibawa
kehadapan kebenaran milik Alloh serta sahabat-sahabat kita yang akan terus
menguatkan kita untuk tetap istiqomah. Hubungan dua arah ini harus terus
terjalin agar diri menjadi kuat dan upaya dakwah kita terus berlanjut.
Kondisi
pergaulan yang makin lama makin menyayat hati ini seyogyanya mampu menggerakkan
para aktivis dakwah untuk keluar dari zona nyaman mereka. Bukan dakwah namanya
jika terus berseru pada sesame aktivis yang jelas-jelas telah sefaham dengan
kita. Dakwah itu bisa terjadi bila kita menyampaikan ayat bagi mereka diluar
zona nyaman para aktivis. Setelah seseorang mendapat banyak energy melalui
sahabat-sahabat ketaatannya, ia harusnya membaginya kepada sahabatnya yang lain
agar ikut serta berjalan menuju pintu kebaikan.
Kebiasaan
modern menimbulkan kecenderungan seseorang untuk berkumpul dan berserikat
sesuai dengan minat dan bakatnya. Oleh karenanya, banyak organisasi dan
komunitas diluar lembaga dakwah tidak pernah surut oleh peminat. Para aktivis
dakwah seyogyanya menyadari fenomena ini dan mulai memperhatikan
langkah-langkah penyampaian pesan kepada para pemuda. Selamat berjuang wahai
sahabatku, tantangan kedepan akan terus berkembang hingga tak mampu terbendung
lagi. Maka gandenglah tangan sahabatmu dan majulah serentak! Alloh punya
kekuatan tak terbayangkan bagi mereka yang beriman dan bertaqwa. Wallohu’alam
bisswab.
Maulia Hikmah-Choirun Nisa
Komentar
Posting Komentar