Langsung ke konten utama

Apa Itu Birrul Walidain ?



Bismillah…
Al Birr adalah baiknya akhlaq“. (HR. Muslim)
Mungkin tidak asing lagi di telinga kita mendengar kata Birrul Walidain. Tapi, apakah kita sudah memahami maknanya serta yang paling utama adalah melaksanakannya. Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada  kedua orang tuanya. Sedangkan ‘Uquud Walidain adalah durhaka terhadap mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.
Birrul Walidain dalam Islam hukumnya wajib selain terhadap perkara yang haram. Seperti yang sudah dijelaskan dalam QS Luqman ayat 14.
Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan).” (QS. Luqman : 14).
            Namun, tanpa disadari terkadang kita masih menyepelekan permasalahan mengenai berbakti kepada orang tua ini. Terkadang, kita masih sering membentak, cuek, kesal dan tidak menghiraukan nasihat tulus beliau. Mungkin tanpa kita sadari waktu bersama beliau sudah berkurang dengan kesibukan  dan kegiatan kita. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita mempelajari keutamaan dan hal-hal yang harus dilakukan mengenai birrul walidain. Sebab banyak keutamaan mengenai birrul walidain yaitu :
1.      Birrul walidain merupakan amal yang paling dicintai disisi Allah SWT selepas sholat.
Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah ?” Rasulullah bersabda “Solat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu ?” bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”. Jawab Rasulullah “Jihad dijalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
2.       Doa kedua orang tua yang mustajab.
Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)
3.      Prioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata, “Datang seseorang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, ’Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ? Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Orang tersebut kembali bertanya, ’Kemudian siapa lagi ? Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Ia bertanya lagi, ’Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu!, Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi, ’Nabi SAW. menjawab, Bapakmu ” (HR. Bukhari dan Muslim)
4.      Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga.
Rasulullah SAW. bersabda, “Sungguh kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Siapa yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat umur mereka sudah tua, namun tidak dapat membuatnya masuk Surga.” (HR. Muslim)
5.      Durhaka kepada orang tua, termasuk dosa besar yang terbesar.
Dari Abu Bakrah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Mahukah kalian kuberitahukan dosa besar yang terbesar?” Para Sahabat menjawab, “Tentu mahu, wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.” Beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka terhadap orang tua.” Kemudian, sambil bersandar, beliau bersabda lagi, “..ucapan dusta, persaksian palsu..” Beliau terus meneruskan mengulang sabdanya itu, sampai kami (para Sahabat) berharap beliau segera terdiam. (HR Bukhari dan Muslim)
Itulah beberapa keutamaan birrul walidain. Jika kedua orang tua masih hidup maka mentaati beliau semasih tidak mendurhakai Allah, berbakti dan merendahkan diri di hadapan ornag tua, berbicara dengan sopan dan lembut, menyediakan makanan untuk beliau, meminta izin sebelum pergi, membuat beliau ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang orang tua kita cintai, tidak mencela orang tua dan tidak menyebabkan orang tua dicela orang lain, dan melaksanakan nasihatnya. Jika orang tua sudah meninggal, bukan berarti kita tidak bisa berbakti. Kita bisa mendoakan beliau, beristigfat untuk beliau, menunaikan janji orang tua, memuliakan rekan-rekan orang tua dan menyambung tali silaturahim dengan kerabat orang tua. Jangan sampai kita nantinya menyesal karena tidak bisa berbakti kepada kedua orang tua. Semasih kedua orang tua kita masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah maka berbaktilah dengan tulus dan sepenuh hati.

tulisan dengan referensi dari : http://dakwah.info/supplemen/birrul-walidain-berbuat-baik-terhadap-kedua-ibu-bapa/

#MudaBerkarya
#TulisanMading
#cca19

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Buku dan Kelas Pra-Nikah

Grafik Kehidupan Manusia

  Fase kehidupan manusia akan terus bergulir, dimulai saat kita lahir hingga nanti meninggal dunia. Fase ini dapat kita gambarkan menggunakan grafik distribusi normal (yang pernah belajar statistika pasti sudah tidak asing dengan ini 😊 ). Saya mencoba membuat grafik fase kehidupan manusia dengan sumbu x (usia) dan sumbu y (kekuatan). Nilai paling kiri saya mulai dari 0 tahun (sejak lahir) hingga >65 atau tak terhingga (karena usia meninggal setiap orang berbeda-beda). Secara umum terbagi menjadi tiga fase dan secara khusus saya bagi menjadi 5 fase.   Pembagian 3 fase berdasarkan QS Ar Rum ayat 54 yakni, Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat , kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...   Ibn Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini menulis, Kemudian ia keluar dari rahim ibunya , lemah , kurus, dan tak berdaya. Kemu...

Tazkiyatun Nafs (Belajar Membersihkan Hati Kepada 3 Ulama)

  Tazkiyatun Nafs (Belajar Membersihkan Hati Kepada 3 Ulama Besar:  Imam Al Ghazali, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Ibnu Rajab Al-Hanbali) Bismillah… Buku ini judul aslinya Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha Kama Yuqahirrruhu ‘Ulama ‘is Salaf; Ibnu Rajab Al Hanbali, Ibnu Qayyim, Abu Hamid Al Ghazali dengan penerjemah Umar Mujtahid dan penyusunnya Dr.Ahmad Farid. Ini buku tazkiyatun nafs yang simple dan singkat karena hanya 208 halaman, jadi lebih cepat menyelesaikannya dan dengan bahasa yang ringan. Salah satu buku yang wajib dibaca, diresapi dan diamalkan nih buat kita seorang muslim/muslimah. Beberapa bab yang dibahas di buku ini antara lain, ikhlas, niatm ilmu, hati, zuhud, nafsu, muhasabah, sabar, syukur, tawakal, mencintai Allah, ridha, raja’, khauf, dunia yang hina dan tobat. IKHLAS adalah memurnikan niat bertaqarrub kepada Allah dari segala yang mengotorinya. Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal saleh. Obat ikhlas adalah mematahkan kesenangan diri, memutus sif...