“Inilah Realita Remaja...”
Aku
rasanya ingin bercerita lewat tulisan ini. Mungkin sedekit cerita ketika aku
membantu mendampingi adek-adek sekolah menengah disebuah pesantren ramadhan. Ya,
memang sudah 2 tahun terakhir ini aku diminta membantu untuk mendampingi
program pesantren ramadhan untuk sekolah-sekolah. Kali ini, waktunya pesantren
ramadhan sebuah sekolah menengah kejuruaan di daerah sleman. Ketika saya
mengisi pendampingan dikamar yang berisi sekitar 7 orang siswi kelas 12. Metode
pendampingan ini mirip dengan mentoring gitu, awalnya semua siswa diberikan
sebuah materi secara klasikal di aula bawah dan kemudian ustadz dan ustadzahnya
mendatangi per kamar itu untuk mengisi pendalaman materi. Sehingga, memang
modelnya seperti mentoring jadi kita bakal lebih jauh berdiskusi dengan mereka.
Nah, ketika aku mengisi pendalaman dan kemudian siswi diminta untuk mengisi
kuisioner tentang akhlak (pergaulan remaja, narkoba, merokok, dll).
Ketika
mereka mengisi kuisionernya hampir semua siswi tersebut pernah merokok, bolos
sekolah dan ada pula yang minum minuman keras. Ketika itu, aku mulai memberanikan
diriku untuk pelan-pelan dari hati kehati bertanya pada mereka secara
langsung/lisan. Mereka pun berani jujur mengakui bahwa mereka sering merokok
dan bolos sekolah. Hmh… Ya Allah rasanya miris mendengar pengakuan dari
siswi-siswi tersebut. Mungkin kita terkadang selalu hidup dan bergaul
dilingkungan yang baik-baik dan insyaaAllah jauh dari pergaulan tersebut. Namun,
jangan pula terus kita seakan ‘meremehkan’ hal tersebut, karena ini fakta dan
realita remaja terutama yang berada di pedesaan. Mereka sangat membutuhkan
sentuhan tangan dan ‘hati’ lembut untuk memperbaiki perilaku mereka.
Kemudian
aku tanya pada mereka, “Kenapa kok bolos sekolah? Terus cara bolosnya gimana?”.
Mereka menjawab, “Ya, biasanya males mbak sama guru dan pelajarannya. Bolosnya ya
tinggal keluar kelas jalan kaki/ lari keluar sekolah bisa juga berangkat pagi naik motor tapi
mlipir gak kesekolah atau biasanya tasnya dulu yang dilempar keluar sekolah.” dengan
wajah yang biasa saja.
Aku mencoba bertanya lagi,”Terus
kalian kalau bolos biasanya kemana?”
Mereka menjawab,” Ya, kadang main
kerumah temen sambil tiduran dan gossip, ke warnet atau biasanya refreshing
pergi ke kaliurang mbak.”
Aku pun terdiam sejenak, dan
mulai berbicara dengan mereka dari hati ke hati mengenai keburukan membolos
sekolah. Ketika itu aku lebih menekankan pada orang tua yang sudah susah payah
membanting tulang untuk membiayai anak sekolah tapi justru anaknya
mengkhianatinya. Jangan sampai membuat orang tua kita sakit hati, karena jika
orang tua kita sudah sakit hati maka akan sangat bahaya bagi kelangsungan hidup
kita.
Kemudian aku bertanya lagi, “kalian
kok sering ngrokok kenapa?”.
Mereka menjawab,”Yaa, biasanya
kalau lagi stress berat mbak kayak masalah keluarga gitu, nanti kita ngrokok
bareng-bareng.”
Miris banget
rasanya mengetahui mereka para siswi-siswi yang sudah kelas 12, calon istri
serta yang kelak akan melahirkan pula calon anak penerus bangsa ini justru
perilakunya kurang baik. Aku pun mulai mengajak mereke berbicara dari hati
mengenai bagaimana jika mereke membolos dan merokok itulah justru akan menambah
msalah keluarga, kaluarga pastinya sangat sedih jika mengetahui kelakuan
sebenebanarnya. Karena ridho dan doa dari orang tua itu juga akan menentukan
jalan cita-cita dan kesuksesan kita. Kemudian aku juga bercerita mengenai
pengalamanku ketika tidak diizinkan/dirihoi oleh orang tua yang berakibat
fatal.
Inilah
realita yang ada disekitar kita, jangan sampai kita cuek dan justru terfokus
pada hal-hal yang kita senangi. Ternyata masih banyak sekali PR PR kita yang
harus diselesaikan. Terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan kampus,
organisasi, kuliah dan urusan lainnya, padahal disekitar kita yang tidak jauh
dari kita juga membutuhkan sentuhan ‘hati’ kita dan butuh ‘pendampingan’ dalam
memperbaiki sendi-sendi akhlak yang mulai keropos di kalangan remaja.
#Refleksif.
Ya Allah…. Ya
Rahman… Ya Rahim…
Ampunilah
segala dosa-dosa hambaMu ini, mudahkanlah jalan juang ini. Istiqomahkanlah diri
ini untuk tetap berada dijalanMu, semoga sedikit yang kita bagikan dan
ceritakan bisa memperbaiki akhlak-akhlak remaja dan khususnya diri kita
sendiri. Karena amar ma’ruf nahi munkar itu ndak
ada ruginya. Fastabiqul khairat…
#CoretanCeritaku
#24 Ramadhan 1435 H
-cca19-
Komentar
Posting Komentar